Rabu Abu sebagai permulaan masa prapaskah (masa pertobatan, pemeriksaan batin, puasa dan berpantang). Masa ini digunakan oleh umat Kristen untuk mempersiapkan diri menyambut kebangkitan Kristus atas penebusan dosa umat manusia.
Berabad-abad sebelum Kristus lahir, abu telah digunakan sebagai tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya The Church's Year of Grace menyatakan bahwa Rabu Abu Pertama terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu.
Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.
Saat ini semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan adalah Tuhan Allah kita.
Minggu Palma adalah perayaan untuk mengenang masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum ia disalibkan yang disambut penduduk dengan daun palma ditangan mereka. Hari raya ini selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Perayaan ini terdapat pada empat Ayat, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Pada minggu ini dilakukan penutupan salib dengan kain ungu untuk membantu umat semakin menyadari bahwa kita ada dalam masa prapaska dengan aneka upaya tobat yaitu pantang dan puasa, doa dan berbuat amal. Ada aneka pantang, dan antara lain adalah pantang mata yang disimbolkan dengan penutupan salib itu. Warna ungu melambangkan pertobatan, kurban dan persiapan.
Pada jaman dulu rakyat dapat mengetahui tujuan kedatangan raja dengan mengamati bagaimana ia memasuki kota. Pada masa itu kuda harganya amat mahal dan hanya digunakan untuk berperang. Jadi jika raja memasuki kota dengan menunggang kuda, biasanya berarti kerajaan dalam bahaya. Rakyat menjadi kalut dan ketakutan. Tapi jika raja bertujuan untuk mengadakan kunjungan damai, ia akan memasuki kota dengan menunggang seekor keledai. Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk memasuki Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem. Yang pertama bahwa Ia adalah raja, yang kedua adalah bahwa Ia bermaksud membawa damai sejahtera. Yesus datang dari Bukit Zaitun menuju lembah Kidron, di sebelah timur Bait Allah. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya menurun dan curam. Selain jalanan di situ sempit dan kotor, hujan musim semi telah membuat jalanan menjadi licin. Orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting (daun palma) dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, rakyat ramai meneriakkan "Hosanna!", bahasa Ibrani yang artinya "Selamatkanlah Kami!". Minggu Palma disebut juga Minggu Mengenangkan Sengsara Tuhan, sebab pada hari itu akan dibacakan kisah tentang hari-hari terakhir kehidupan Yesus di dunia yang dikenal sebagai Kisah Sengsara Tuhan Kita, Yesus Kristus (passio). Passio berasal dari `Passio' bahasa Latin, yaitu suatu perasaan yang amat kuat serta mendalam. Misalnya saja cinta, benci atau marah. Di antaranya, yang paling besar kuasanya adalah cinta.
Kamis Putih (Moundy Thursday) adalah hari pertama dalam Tri Hari Suci. Pada hari ini dirayakan hari Ulang Tahun Perjamuan Malam Yesus, di mana Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dan menetapkan Institusi Ekaristi. Disebut Kamis Putih karena warna liturgi pada hari itu didominasi oleh warna putih. Imam mengenakan pakaian misa putih, hiasan altar semuanya putih mau menunjukkan kemuliaan dan kesucian. Dalam bahasa Inggris, tradisional hari ini disebut Maundy Thursday. Sebutan itu diambil dari antifon pertama upacara pembasuhan kaki yang dalam bahasa Latin berbunyi : Mandatum Novum atau perintah baru (Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. - Yoh 13, 34) yang menjadi salah satu pokok upacara pada hari itu. Sejak abad ke 4, hari itu ditetapkan oleh Konsili Hippo (tahun 393) sebagai perayaan khusus perjamuan Ekaristi yang diadakan oleh Tuhan Yesus pada Perjamuan Terakhir. Sejak tahun 1955 misa Kamis Putih biasa dilaksanakan pada sore hari, sedangkan upacara pemberkatan minyak-minyak itu dilaksanakan di dalam Misa Krisma yang dilaksanakan pada Pagi Hari (di Katedral). Dalam Misa Krisma itu, para imam bersama dan di hadapan Bapak Uskup membaharui janji imamatnya.
Jumat Agung adalah perayaan untuk memperingati sengsara dan wafat Tuhan Yesus untuk penebusan seluruh dosa umat manusia di dunia. Dalam perayaan ini ada upacara penciuman salib untuk menghormati salib Kristus dan terutama pengorbanan-Nya yang luar biasa kepada umat manusia. Dalam perayaan ini juga dinyanyikan passio atau kisah sengsara Tuhan Yesus. Jumat Agung adalah hari yang unik. Kalau Matius hanya mencatat dua hal luar biasa. Lukas mencatat bagi kita tiga kejadian ajaib yang membuat Jumat yang satu ini lain dari kebanyakan hari Jumat. Pertama, kegelapan meliputi seluruh daerah itu selama tiga jam. Kedua, tabir Bait Suci terbelah dua. Ketiga, kepala pasukan penyaliban memuliakan Allah di depan umum. dengan cerita ini Lukas hendak menegaskan bahwa dunia kembali kepada keadaannya semula. Dunia benar-benar hidup tanpa Allah pada saat Yesus menghembuskan nafasnya yang terakhir. Itu sebabnya dunia diliputi kegelapan. Bukan kegelapan biasa karena gerhana matahari. Tetapi kegelapan luar biasa. Kegelapan yang dahsyat, kegelapan karena hidup tanpa Allah. Dan memang demikian adanya. Dua belas jam terakhir dari kisah hidup Yesus memperlihatkan betapa kejamnya manusia. Manusia telah benar-benar hidup tanpa Allah. Hati mereka menjadi gelap. Mereka bukan hanya memutarbalikkan kebenaran. Tetapi berusaha membunuh kebenaran. Manusia bukan hanya menangkap dan mengadili Yesus dalam kegelapan. Mereka juga ingin memusnahkan terang yang sejati itu dari muka bumi. Gelap gulita di Golgota pada Jumat yang Agung ini menunjukkan bahwa dunia dan manusia belum melangkah jauh dalam hal kebenaran dan kasih. Umur dunia sudah tua, tapi manusia yang menduduki dunia masih ada pada titik start, nol kilometer. Kedua, matahari menjadi gelap, karena Tuhan yang adalah sumber dari mana matahari memperoleh terang telah tiada. Seumpama lampu, nyala api matahari padam karena minyak yang menyalakannya sudah habis. Kristus sudah mati. Terang yang sesungguhnya sudah tiada. Matahari menjadi malu dan tidak tahan melihat bagaimana kejamnya perlakuan manusia terhadap sang terang. Itu sebabnya matahari menutup matanya. Ia tidak mau bersinar. Dalam Kitab Matius dan Lukas dikisahkan bahwa bukan hanya matahari yang menjadi gelap. Tetapi ada juga gempa bumi yang dahsyat. Bumi gemetar ketakutan waktu menyaksikan sumber hidup dan sang penciptanya dilumatkan oleh kuatnya dosa dan pemberontakan manusia.
Tanda ajaib yang kedua adalah tirai Bait Allah terbelah dua. Di Bait Allah tergantung dua tirai/layar. Yang pertama di pelataran depan yang memisahkan ruang untuk umum dan ruang yang kudus. Layar kedua tergantung di antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Mana dari kedua layat ini yang terbelah tidak disebut dalam Alkitab. Kita hanya bisa menduga. Terbelahnya tirai ini tentu punya maksud atau pesan. Kalau maksudnya untuk mengumumkan bahwa jalan kepada Allah sekarang terbuka kepada semua manusia, maka yang tercabuk itu haruslah tirai yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Tetapi ini berarti hanya imam besar saja yang melihat dan mengetahui hal itu. Sudah pasti bukan ini yang dimaksudkan Lukas. Tirai yang tercabik yang dimaksud Lukas haruslah tirai yang ada di antara ruang untuk umum dan ruang kudus. Dan kalau itu yang terjadi, maka tercabiknya tirai tadi hendak menegaskan bahwa dengan kematian Yesus Allah mengumumkan bahwa Ia tidak mau lagi terkurung hanya dalam Bait Allah dan hanya bisa ditemui di gedung kebaktian. Sejak saat itu Allah tidak hanya bisa ditemui di Bait Allah. Ia ada dalam perjalanan kepada bangsa-bangsa. Dia mau juga disembah dan dihormati di tempat-tempat yang bukan gedung kebaktian atau Bait Allah. Bukan hanya para imam saja yang dapat berbicara dan melayani Dia. Orang kebanyakan juga dapat bertemu Tuhan Allah secara langsung.
Keajaiban ketiga, seorang non Yahudi, bangsa tidak bersunat, kepala pasukan penyaliban berkata di hadapan umum: "Sungguh, orang ini adalah orang benar374Kita lihat di sini bahwa Allah tidak menyembunyikan kebenaran kepada orang non Yahudi. Allah adalah Tuhan yang tidak diskriminatif. Kasih juga tidak pilih muka. Allah memberikan kepada orang yang percaya maupun orang kafir kemampuan untuk mengenal kasih dan menghormatinya. Tidak ada dosa yang begitu berat sehingga menghalang-halangi kuasa Allah. Tidak. Kepala pasukan penyaliban digerakkan hatinya oleh Allah untuk mengenal kasih dan kebenaran. Dengan mengakui bahwa Yesus adalah orang benar di depan umum, ia mengaku diri sebagai yang melakukan satu tindakan yang salah dan keliru. Si kepala pasukan penyaliban tidak berusaha membela diri, ia mengakui kekeliruannya dengan terbuka dan jujur. Seorang kepala pasukan mengaku diri berbuat kesalahan dan kekeliruan. Itu diucapkan di depan umum. Lukas melihat ini sebagai sebuah keajaiban. Ia mencatat ini dalam kitab yang dia peruntukan kepada Teofilus, seorang pejabat tinggi dalam pemerintahan Roma waktu itu. Ia tentu mencatat keajaiban ini dengan maksud agar mendorong Teofilus waktu itu, dan Teofilus-Teofilus masa kini untuk meniru contoh kepala pasukan penyaliban.
Paskah adalah perayaan untuk mengenang kebangkitan Yesus dari wafat-Nya. PASKAH berasal dari kata Ibrani, Pasach. Artinya berlalu. Dalam perjanjian Lama kata ini menggambarkan berlalunya masa hidup sebagai budak di Mesir selama 450 tahun dan dimulainya masa sebagai orang merdeka untuk berjalan menuju tanah perjanjian. Dalam Perjanjian Baru juga demikian, Paskah merupakan pembebasan bagi orang-orang percaya dari perbudakan dosa dan maut, seharusnya manusia mati karena dosa, namun kemenagan Tuhan Yesus di atas kayu salib telah membebaskan umat manusia dari kematian. Yesus telah menang atas dosa-dosa umat manusia secara universal, artinya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Peringatan Paskah juga merupakan suatu pesta kemenangan besar Yesus Kristus, sekaligus Kemenangan besar bagi orang-orang percaya (kepada-Nya). Dalam perayaan Paskah dikenal ada berbagai simbol paskah, diantaranya adalah bunga dan tanaman, yang sering dianggap sebagai simbol kehidupan dan harapan baru. Paskah juga melambangkan suatu kehidupan dan harapan baru bagi umat kristen. Kehidupan dan harapan baru tersebut diberikan oleh Kristus yang telah bangkit dari kematian. Itu sebabnya Paskah sering dilambangkan dengan bunga dan tanaman. Simbol Hewan Paskah seperti ayam, kelinci, dan domba. Ayam dan telur sering dipakai sebagai ungkapan untuk menyatakan mana yang lebih dulu. Keduanya dipakai orang untuk melambangkan suatu kehidupan baru. Dari sebuah telur, lahirlah seekor anak ayam, sebagai ciptaan baru, seperti halnya sebuah telur yang ditetaskan untuk menjadi seekor calon anak ayam. Hewan kedua yang dianggap sebagai hewan Paskah adalah domba. Mengapa? Hal ini kembali pada masa, jauh sebelum Paskah, pada masa Alkitab perjanjian lama. Darah anak domba dioleskan oleh orang Yahudi di pintu rumah untuk membantu malaikat Tuhan membedakan rumah orang Yahudi dari rumah orang Mesir. Malaikat maut tersebut sedang diutus untuk membunuh anak sulung orang Mesir yang telah memperbudak bangsa Yahudi. Sejak saat itu, untuk memperingati keluarnya bangsa Yahudi dari Mesir, domba dipakai sebagai simbol hewan yang dikorbankan. Hewan ketiga, 'kelinci' adalah binatang yang paling populer di antara ketiga hewan diatas sebagai hewan Paskah. Kelinci yang dikenal sebagai hewan yang cepat berkembang biak dan melahirkan banyak anak, dianggap sebagai simbol kehidupan baru.
Sumber : http://www.indocell.net/yesaya, www.sabda.org, www.americancatholic.org,
Catholic Online Lenten Pages, www.catholic.org/lent/lent.html, Ask A Franciscan, St. Anthony Messenger Magazine,
Senin, 29 Maret 2010
Minggu, 21 Februari 2010
santo petrus
S. Petrus
Petrus, paus pertama kita, adalah seorang nelayan dari Galilea. Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia, “Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Petrus adalah seorang sederhana yang giat bekerja. Ia murah hati, jujur dan amat dekat dengan Yesus. Nama asli rasul besar ini adalah Simon, tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus, yang artinya “batu karang”. “Engkaulah Petrus,” kata Yesus, “dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Petrus adalah pemimpin para rasul.
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Rasa takut akan keselamatan diri sendiri menguasainya. Tetapi, Petrus menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia mengangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya. Yesus mengampuni Petrus. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesungguhnya, Yesus memang tahu! Petrus benar. Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya.
Di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus, “Aku datang untuk disalibkan yang kedua kalinya.” Kemudian St. Petrus berbalik dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya berarti bahwa ia harus menderita dan wafat bagi Yesus. Segera Petrus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Karena ia bukan warganegara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat disalibkan. Kali ini ia tidak menyangkal Kristus. Kali ini ia siap untuk wafat bagi-Nya. Petrus minta agar disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para prajurit Romawi tidak merasa aneh akan permintaannya, sebab para budak disalibkan dengan cara demikian. St. Petrus wafat sebagai marrir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Pada abad keempat, Kaisar Konstantin membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut. Penemuan-penemuan kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah sejarah tersebut.
(sumber http://www.ekaristi.org)
Petrus, paus pertama kita, adalah seorang nelayan dari Galilea. Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia, “Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Petrus adalah seorang sederhana yang giat bekerja. Ia murah hati, jujur dan amat dekat dengan Yesus. Nama asli rasul besar ini adalah Simon, tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus, yang artinya “batu karang”. “Engkaulah Petrus,” kata Yesus, “dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Petrus adalah pemimpin para rasul.
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Rasa takut akan keselamatan diri sendiri menguasainya. Tetapi, Petrus menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia mengangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya. Yesus mengampuni Petrus. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesungguhnya, Yesus memang tahu! Petrus benar. Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya.
Di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus, “Aku datang untuk disalibkan yang kedua kalinya.” Kemudian St. Petrus berbalik dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya berarti bahwa ia harus menderita dan wafat bagi Yesus. Segera Petrus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Karena ia bukan warganegara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat disalibkan. Kali ini ia tidak menyangkal Kristus. Kali ini ia siap untuk wafat bagi-Nya. Petrus minta agar disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para prajurit Romawi tidak merasa aneh akan permintaannya, sebab para budak disalibkan dengan cara demikian. St. Petrus wafat sebagai marrir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Pada abad keempat, Kaisar Konstantin membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut. Penemuan-penemuan kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah sejarah tersebut.
(sumber http://www.ekaristi.org)
Senin, 15 Februari 2010
pohon yang kehilangan rohnya
Pohon yang Kehilangan Rohnya….Saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui padapenduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya diPasifik Selatan.Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yangmenarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebisaan ini ternyata merekalakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dansulit untuk dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu matiCaranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akanmemanjat hingga ke atas pohon itu.
Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang adadi bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu.Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluhhari.
Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki ituperlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannyajuga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudahditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif inisungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Merekatelah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadapmahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebutkehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah,sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan pendudukprimitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yangjelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepadamahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ?Ayo cepat !Dasar lelet!Bego banget sih!Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan?Ayo, jangan main-main disini!Berisik !
Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karenaAnda merasa sakit hati?Cuih! Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!Iii! Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa !Aduh. Perempuan kampungan banget sih !?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya?E, tolol. Soal mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu mulai akan jadipinter?
Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal?E tahu nggak ? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakalnyesel. Ada banyak yang bisa gantiin kamu!Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?
Ingatlah ! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasajengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan olehpenduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kalikita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kitacintai.
Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita.Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kitaperlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkanhubungan kita. Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicarabaik-baik, cobalah untukmendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan.
Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanyakita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan?Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakanteriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.
Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik merekadekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya merekaharus saling berteriak !Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar merekapun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi hanyakarena perasaan-perasaan dendam,benci atau kemarahan yang dimiliki.
Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas. Jadimulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orangyang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlahmenggunakan teriakan-teriakan.Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lainataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinanbalasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Andaakan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harusberteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu matiCaranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akanmemanjat hingga ke atas pohon itu.
Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang adadi bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu.Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluhhari.
Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki ituperlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannyajuga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudahditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif inisungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Merekatelah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadapmahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebutkehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah,sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan pendudukprimitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yangjelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepadamahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ?Ayo cepat !Dasar lelet!Bego banget sih!Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan?Ayo, jangan main-main disini!Berisik !
Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karenaAnda merasa sakit hati?Cuih! Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!Iii! Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa !Aduh. Perempuan kampungan banget sih !?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya?E, tolol. Soal mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu mulai akan jadipinter?
Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal?E tahu nggak ? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakalnyesel. Ada banyak yang bisa gantiin kamu!Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?
Ingatlah ! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasajengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan olehpenduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kalikita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kitacintai.
Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita.Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kitaperlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkanhubungan kita. Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicarabaik-baik, cobalah untukmendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan.
Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanyakita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan?Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakanteriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.
Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik merekadekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya merekaharus saling berteriak !Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar merekapun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi hanyakarena perasaan-perasaan dendam,benci atau kemarahan yang dimiliki.
Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas. Jadimulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orangyang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlahmenggunakan teriakan-teriakan.Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lainataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinanbalasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Andaakan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harusberteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
toko grosir surga
Suatu Hari dalam perjalanan hidup saya, saya melihat sebuah papan bertuliskan, “Toko Grosir SURGA”.
Ketika saya berjalan Dan hendak masuk ke toko itu, pintu segera terbuka dengan begitu lebar sementara berdiri dalam kebingungan ketika berada dalam toko tersebut, saya melihat banyak malaikat yang berdiri dimana-mana salah satu dari mereka memberikan keranjang belanja sambil berkata :
“Anakku, berbelanjalah Dan pilih apa saja yang engkau inginkan semua kebutuhan orang Kristen tersedia di toko ini Dan jika engkau tidak bisa membawa semua belanjaanmu engkau boleh kembali lagi kesini.”
Pertama-tama saya mengambil KESABARAN Dan KASIH, karena keduanya berada di rak yang sama dibawah rak itu saya melihat PENGERTIAN Dan saya pun mengambilnya. “engkau akan memerlukannya dimanapun kau pergi,” kata malaikat yang Ada di depan saya.
Saya mengambil dua kotak KEBIJAKSANAAN Dan sekantong IMAN juga tidak lupa ROH KUDUS karena itu terletak di setiap tempat di dalam toko itu.
Saya berhenti sejenak untuk mengambil sebungkus KEKUATAN Dan KETEGUHAN HATI untuk menolong Dan memampukan saya melalui perjuangan hidup ini meskipun keranjang saya sudah penuh, tetapi saya teringat bahwa saya membutuhkan ANUGERAH.
Saya juga tidak melupakan KESELAMATAN karena saya tahu itu merupakan barang yang gratis di toko tersebut saya mengambil lebih, agar bisa membagikannya kepada orang lain yang membutuhkannnya.
Saya berpikir “ini kan cuma-cuma.” keranjang saya kini benar-benar penuh Dan saya berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan pikirku ”Dengan semua yang saya beli pasti bisa menyenangkan hati Tuhan ”
Di depan kasir saya melihat DOA Dan tanpa menunggu lebih lama saya segera mengambilnya karena saya tahu tanpa DOA saya akan segera jatuh dalam pencobaan, DAMAI Dan SUKACITA adalah dua hal penting yang hampir saya lupakan. Saya segera mengambil satu keranjang kecil untuk keduanya Dan untuk NYANYIAN PUJIAN.
Pada akhirnya saya berkata kepada malaikat “Sekarang berapa yang harus saya bayar?”
Tampak senyum dibibirnya Dan IA berkata “ engkau tinggal membawanya saja.”
Sekali lagi saya bertanya dalam kebingungan “Sungguh, berapa harga semua ini?”
Ia tersenyum Dan berkata “Anakku, dua ribu tahun yang lalu Yesus telah mambayar semuanya untuk mu.”
Aku terharu !
Di dalam iman semuanya sudah tersedia bagi Kita yang percaya kepada Yesus.
Kita tinggal mengambilnya kapan Dan berapa banyak yang Kita mau karena alkitab berkata bahwa IA datang supaya Kita memiliki hidup Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan Dia menjadi miskin agar Kita kaya dalam segala hal.
Saat ini “Toko Grosir Surga” masih terbuka Dan Yesus mengharapkan agar Kita semua datang Dan menikmati hasil dari pengorbananNya.
Ketika saya berjalan Dan hendak masuk ke toko itu, pintu segera terbuka dengan begitu lebar sementara berdiri dalam kebingungan ketika berada dalam toko tersebut, saya melihat banyak malaikat yang berdiri dimana-mana salah satu dari mereka memberikan keranjang belanja sambil berkata :
“Anakku, berbelanjalah Dan pilih apa saja yang engkau inginkan semua kebutuhan orang Kristen tersedia di toko ini Dan jika engkau tidak bisa membawa semua belanjaanmu engkau boleh kembali lagi kesini.”
Pertama-tama saya mengambil KESABARAN Dan KASIH, karena keduanya berada di rak yang sama dibawah rak itu saya melihat PENGERTIAN Dan saya pun mengambilnya. “engkau akan memerlukannya dimanapun kau pergi,” kata malaikat yang Ada di depan saya.
Saya mengambil dua kotak KEBIJAKSANAAN Dan sekantong IMAN juga tidak lupa ROH KUDUS karena itu terletak di setiap tempat di dalam toko itu.
Saya berhenti sejenak untuk mengambil sebungkus KEKUATAN Dan KETEGUHAN HATI untuk menolong Dan memampukan saya melalui perjuangan hidup ini meskipun keranjang saya sudah penuh, tetapi saya teringat bahwa saya membutuhkan ANUGERAH.
Saya juga tidak melupakan KESELAMATAN karena saya tahu itu merupakan barang yang gratis di toko tersebut saya mengambil lebih, agar bisa membagikannya kepada orang lain yang membutuhkannnya.
Saya berpikir “ini kan cuma-cuma.” keranjang saya kini benar-benar penuh Dan saya berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan pikirku ”Dengan semua yang saya beli pasti bisa menyenangkan hati Tuhan ”
Di depan kasir saya melihat DOA Dan tanpa menunggu lebih lama saya segera mengambilnya karena saya tahu tanpa DOA saya akan segera jatuh dalam pencobaan, DAMAI Dan SUKACITA adalah dua hal penting yang hampir saya lupakan. Saya segera mengambil satu keranjang kecil untuk keduanya Dan untuk NYANYIAN PUJIAN.
Pada akhirnya saya berkata kepada malaikat “Sekarang berapa yang harus saya bayar?”
Tampak senyum dibibirnya Dan IA berkata “ engkau tinggal membawanya saja.”
Sekali lagi saya bertanya dalam kebingungan “Sungguh, berapa harga semua ini?”
Ia tersenyum Dan berkata “Anakku, dua ribu tahun yang lalu Yesus telah mambayar semuanya untuk mu.”
Aku terharu !
Di dalam iman semuanya sudah tersedia bagi Kita yang percaya kepada Yesus.
Kita tinggal mengambilnya kapan Dan berapa banyak yang Kita mau karena alkitab berkata bahwa IA datang supaya Kita memiliki hidup Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan Dia menjadi miskin agar Kita kaya dalam segala hal.
Saat ini “Toko Grosir Surga” masih terbuka Dan Yesus mengharapkan agar Kita semua datang Dan menikmati hasil dari pengorbananNya.
Langganan:
Postingan (Atom)